Sumber Dalam Mencari Properti

Sabtu, 02 Juli 2011


Untuk memiliki sebuah (atau lebih) properti biasanya mesti melalui proses tiga tahap, yakni mencari, melakukan penawaran, lalu membelinya.
Dalam mencari dan menemukan properti investasi, menurut Ken McElroy (2004), ibarat orang berkencan. Ketika berkencan, segenap perhatian dicurahkan kepada sang kekasih, dan mungkin diliputi impian besar seperti ke jenjang pernikahan. Berkencan dengan sembarang orang bagaikan memburu properti tua, yang bisa sangat memboroskan waktu, bahkan energi dan uang.
Dalam mencari properti yang diinginkan, ada sejumlah sumber yang dapat digunakan, antara lain:


1. Pada Iklan Baris Koran
Cara ini merupakan sumber properti yang paling mudah dicari. Yang jelas, iklan baris bukanlah iklan besar yang dipasang oleh perusahaan properti (pengembang) besar, tetapi iklan satu kolom yang terdiri atas 2 – 4 baris.
Alasan utama mengapa cara ini sebagai cara yang bagus ialah karena sering kali digunakan oleh pemilik atau penjual yang tidak menggunakan agen properti. Mungkin dia menggunakan sumber daya sendiri untuk menghitung nilai properti miliknya. Harga yang dipasang bisa jauh di atas harga pasar, atau sebaliknya, jauh di bawah harga pasar. Inilah kesempatan terbaik bagi investor yang sudah tahu cara menilai properti.
Hanya saja, jangan mengharapkan untuk menemukan properti yang sesuai pada hari-hari pertama. Banyak pengalaman menunjukkan diperlukan waktu 4 – 6 minggu sebelum menemukan properti yang dimaksud (Tyler G. Hicks, 2003).
2. Pada Majalah/Tabloid Properti
Majalah atau tabloid atau buletin (atau saat ini termasuk situs internet) khusus properti merupakan sumber informasi yang banyak disukai, karena umumnya disertai foto (berwarna). Di sini pengiklan tidak dapat menggunakan kata-kata yang dapat memperdaya, seperti rumah tua disebutkan sebagai rumah besar yang indah. Dan tampilan foto, dapat langsung diambil keputusan, apakah sebuah properti yang diiklankan tersebut layak di tinjau lebih lanjut.
Meninjau lebih lanjut dapat berarti menelepon si penjual atau broker properti yang menanganinya. Pertanyaan yang bisa diajukan antara lain: “Mengapa penjual ingin pindah dari tempat itu?”, “Berapa harga jual/sewa di daerah itu?”, dan “Bagaimana perkembangan penduduk dan wilayah di sekitar situ?” Bahkan dari pertanyaan-pertanyaan ini dapat diputuskan kesepakatan harga sementara sebelum meninjau langsung ke lokasi.
3. Pada Agen Properti
Apabila iklan baris dan majalah/ tabloid properti sebagai sumber informasi yang terbuka untuk umum, maka kantor-kantor agen properti punya sejumlah daftar properti (listing) yang sudah diklarifikasi (bangunan, harga, legalitas dll) yang siap dijual. Mereka akan merekomendasikan kepada siapa saja, terutama calon pembeli (buyer) yang dimilikinya dalam suatu database. Agen properti yang berpengalaman tahu apa yang sedang dicari oleh banyak calon pembeli, dan tidak akan menghabiskan waktu untuk membicarakan properti-properti yang tidak prospektif.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana seharusnya dalam memilih agen properti? Bisa saja untuk mendapat agen properti atas rekomendasi dari seorang kerabat, tetapi jika tidak dapat dicoba beberapa kantor atau orang secara acak, sehingga ditemukan seorang agen properti yang dapat bekerja sama dengan baik. Yang lebih penting lagi, agen properti tersebut dapat memberikan analisis keuntungan atau kerugian properti yang akan dibeli, sehingga calon pembelinya akan memperoleh gambaran tentang keuntungan yang akan diraihnya, bukan malah sebaliknya.
4. Penjualan di Luar Pasar
Sumber informasi ini barangkali berbeda dari ketiga hal di atas, termasuk pemilik properti yang tidak tahu bahwa mereka ingin menjualnya. Namun dengan tidak adanya tanda ‘DIJUAL’ pada sebuah properti tidak selalu berarti bahwa pemilik tidak ingin menjual. Hanya ada satu cara untuk mengetahuinya: mengetuk pintu dan bertanya.
Kendati demikian, tidak mesti cara ini dengan menyelusuri semua jalan dan menanyakan kepada setiap pemilik properti yang tentunya akan menghabiskan banyak waktu dan menyusahkan diri sendiri. Akan tetapi, kalau menemukan sebuah properti yang sesuai kebutuhan dan sangat prospektif sebagai properti investasi, misalnya akan disewakan kembali karena peminatnya banyak menyukainya, tidak ada peraturan yang melarang untuk bertanya kepada sang empu apakah dia ingin menjualnya. Tentunya kalau ditawarkan dengan harga lebih tinggi dan menarik, kondisi ini bisa saling menguntungkan.
5. Menulis IkIan Sendiri
Cara ini sebagai suatu inisiatif bagi mereka yang benar-benar ingin menjadi seorang investor properti. Dengan menulis iklan sendiri, barangkali sangat sedikit mendapat tanggapan, atau sebaliknya akan banyak tanggapan. Apa pun hasilnya, makna dari iklan tersebut ialah sebagai pesan kepada siapa pun bahwa dia berada di pasar untuk membeli properti investasi.
Jadi, semakin banyak properti yang dilihat atau dipertimbangkan untuk dibeli, melalui sumber-sumber informasi apa pun, semakin besar kemungkinan mendapat properti yang diinginkan.

0 komentar:

hallo
Comment Back Myspace Comments

BUKU TAMU

KURS MATA UANG TERKINI

ym
TEMPAT DIBUKANYA WEB INI

Arsip Blog